Pengembangan Pojok Cina sebagai Upaya Penambahan Daya Tarik Wisatawan di Kampung Sanan Malang

Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi (Prodi) Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) yang diketuai oleh Putrie Rahayuningtyas, MTCSOL bersama lima orang dosen lain dan dua orang mahasiswa Prodi Sastra Cina FIB UB mengunjungi Kampung Sanan untuk melaksanakan program mereka di Kampung Sanan, tepatnya di RT 07 RW 15.

Judul pengabdian masyarakat yang dibuat oleh Tim Prodi Sastra Cina FIB UB adalah “Pengembangan Pojok Cina sebagai Upaya Penambahan Daya Tarik Wisatawan di Kampung Sanan Malang”. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk mengembangkan Pojok Cina yang sudah ada di Kampung Sanan sehingga Kampung Sanan tidak hanya terkenal sebagai industri sentral tempe saja tetapi diharapkan dikenal pula dengan daerah Pecinannya yang mampu menarik minat wisatawan untuk datang.

Pojok Cina biasa dikenal juga dengan sebutan Pecinan. Pecinan berasal dari bahasa Jawa yang berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa/warga keturunan Cina. Tetapi, Pojok Cina di Kampung Sanan bukan sebuah daerah yang benar-benar ditinggali oleh orang Tionghoa, melainkan hanya sebuah bangunan Cina yang ditinggali oleh satu keluarga dan seorang penjual tempe. Di dalam bangunan tersebut dihiasi ornamen-ornamen khas Cina dan barang-barang antik. Atas seizin pemilik bangunan tersebut, tim penmas Prodi Sastra Cina FIB UB merenovasi bangunan itu dan menambahkan beberapa hiasan khas Cina.

Dalam merenovasi bangunan tersebut, tim pengmas Prodi Sastra Cina FIB UB dibantu oleh ahli bangunan Cina dan warga sekitar. Mereka mengecat ulang bangunan dengan dominasi warna merah dan corak emas. Warga Tionghoa meyakini warna merah melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran dan warna emas dianggap membawa keberuntungan. Tidak hanya merenovasi bangunan, tim penmas Prodi Sastra Cina FIB UB juga memasang lampion-lampion di sepanjang gang di sekitar bangunan tersebut sehingga nuansa Pecinan di Kampung Sanan lebih terasa. Selain itu, tim pengmas Prodi Sastra Cina FIB UB menambahkan spot untuk photobooth.

“Alasan kami menambahkan spot untuk photobooth itu karena zaman sekarang kan orang suka berfoto di tempat yang instagramable. Kalau sudah di share di media sosial harapannya akan lebih banyak lagi wisatawan yang datang kesini”, terang Putrie Rahayuningtyas, MTCSOL. Semoga hasil kerja keras tim pengmas Prodi Sastra Cina FIB UB dapat memberikan manfaat bagi warga Kampung Sanan dan dapat memenuhi tujuan yang telah diharapkan. (Binda/DT/MSH/PSIK FIB)