Chinese Paradise merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB). Acara ini dilangsungkan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu (9-10/11/2019). Pada hari pertama, berisi pembukaan acara dan lomba-lomba, sedangkan hari kedua, berisikan pengumuman pemenang, perayaan, dan penutupan acara.
Sedikitnya ada delapan lomba yang diadakan yang terdiri atas tiga lomba tingkat nasional, dan lima lomba tingkat provinsi. Perlombaan tersebut di antaranya: mandarin speed reading se-Jawa Timur, penyanyi solo se-Jawa Timur, fotografi se-Jawa Timur, Shufa (kaligrafi Cina) se-Jawa Timur, Fashion Show se-Jawa Timur, akustik tingkat nasional, vlog tingkat nasional, dan presenter tingkat nasional.
Untuk perayaannya, ada penampilan Barongsai dari Klenteng Eng An Kiong, Malang. Selain itu juga banyak stand bazaar yang menjual makanan dan aksesoris khas Negeri Tirai Bambu.
Acara ini dihadiri kurang lebih 200 orang, mulai dari peserta, wali siswa, pembimbing, dan pengunjung. Salah satu peserta, Dwingga mengungkapkan bahwa ia senang dengan adanya kegiatan Chinese Paradise, bahkan ia sudah dua kali mengikuti lomba. Tahun ini Ia berhasil meraih juara tiga Lomba Mandarin speed reading. “Saya harap bisa ikut lagi di tahun berikutnya dan bisa menang lagi,” tuturnya.
Acara yang sudah diselenggarakan ke-tujuh ini, mengangkat tema “Akulturasi Budaya Tiongkok dan Indonesia”. Ornamen yang digunakan untuk menghias lokasi acara merupakan cerminan budaya Indonesia, yaitu Malang, seperti batik dan topeng. Akulturasi budaya Cina dan Indonesia dapat mengenalkan kebudayaan Tionghoa tanpa melupakan kebudayaan Indonesia.
Menurut M. Ichsan Widitomo, Ketua Himaprodi Sastra Cina, tahun ini Chinese Paradise berupaya meningkatkan kualitas lombanya. Ia juga berharap tahun depan dapat lebih inovatif lagi. “Setiap tahunnya mengeluarkan konsep baru karena tahun ini kita sedang mem-branding ulang lagi, meningkatkan kualitas perlombaan,” ungkapnya.
Selain itu, Ichsan juga berharap supaya acara ini bisa lebih besar, dan punya esensi yang lebih bermakna. Sependapat dengan Ichsan, Ketua Pelaksana Chinese Paradise, Innena Ann juga berharap supaya untuk ke depannya bisa lebih ramai pengunjung, banyak yang mengikuti lomba, dan dapat lebih mengenalkan budaya Cina. (Tika CU/DT/MSH/Humas FIB)